Indonesia Dipastikan Juara Umum SEA Games
Indonesia sudah mengamankan posisi juara umum setelah membukukan perolehan medali sementara dengan 143 emas, 114 perak, dan 106 perunggu.Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia/Komite Olimpiade Indonesia Rita Subowo menyatakan mungkin tidak akan ada perubahan posisi klasemen umum sampai penutupan pada 22 November mendatang. "Saya kira kita sudah tidak bisa terkejar lagi," katanya, Sabtu, 19 November 2011.
Dengan jumlah tersebut, Indonesia sudah mengamankan 25 persen dari total 545 medali yang diperebutkan di sepanjang pesta olahraga tingkat Asia Tenggara ini. Para pesaing terberat Indonesia, Thailand dan Vietnam, pun diperkirakan sulit mengatasi ketertinggalan mereka.Hingga saat ini, Thailand menempati peringkat kedua dengan 85 emas, 76 perak, dan 94 perunggu. Vietnam duduk di peringkat ketiga dengan 80 emas, 77 perak, dan 82 perunggu.
Perenang sirip putra, Hans Yosaputra, dan pebulu tangkis putra, Simon Santoso, memastikan Indonesia menjadi juara umum. Hans meraih emas penentu itu saat berlaga di Stadion Akuatik Jakabaring, Palembang. Adapun Simon, dalam waktu yang hampir bersamaan, menjadi penentu dari Istora Senayan, Jakarta. Keduanya membuat Indonesia menutup perolehan medali sementara Indonesia menjadi 138 emas Hans, yang turun di nomor 800 meter surface putra, mempersembahkan sumbangan emas penentu setelah mencapai finis terdepan dengan catatan waktu 6 menit 44,41 detik. Hans mengalahkan perenang sirip Vietnam, Tran Bao Thu (6 menit 48,83 detik) dan Do Xuan Thien (6 menit 53,17 detik). Selain mempersembahkan emas, Hans mematahkan rekor SEA Games sebelumnya.
Simon membuat Indonesia semakin perkasa lewat sumbangan medali emas dari sektor tunggal putra, setelah mengalahkan tunggal putra Thailand, Tanongsak Saensomboonsuk, 21-10, 11-21, dan 21-19. Adapun para atlet soft tennis, Prima Simpatiaji dan Wukirasih, membantu dulangan medali Indonesia kemarin. Sejumlah medali emas juga diperoleh dari cabang-cabang lain. Ada pula sumbangan dua emas dari wushu. "Voli pantai juga berhasil menciptakan all Indonesian final," ujar Rita menambahkan.
Menurut Koordinator Bidang Terukur Program Indonesia Emas, Hadi Wihardja, Indonesia masih sangat berpeluang menambah perbendaharaan emasnya pada hari ini. "Masih ada kempo, perahu naga, fin swimming, dan paragliding yang menjadi harapan tambahan medali emas kita," katanya.
Emas Pertama SEA Games Timor Leste
"Ini adalah persembahan medali emas pertama pada cabang kempo yang turun pada kelas gerak kekompakan dan keindahan sabuk coklat (kyukenshi)," kata Tim Pelatih Kempo Timor Leste Fransisco Amaral Dasilva.
Ia mengatakan, atlet andalan dalam kelas artistik kyukenshi tersebut adalah Julianto Perreira berpasangan dengan Dorceyana Borges dengan skor 260,5. Sedangkan pada kelas sabuk hitam (yudansha) hanya mampu meraih medali perak dari atlet Domingos Savio berpasangan Fidelia da Costa Perreira dengan skor 261,5.
"Pertandingan yang baru pertama kali digelar pada ajang SEA Games ini, bagi kami sangat berat lawan-lawannya. Namun yang menjadi tekad atlet kami adalah semangat untuk meraih medali," ucap Francisco Amaral yang didampingi pelatih Endri Soesilisa.
Untuk meraih medali emas pada cabang shorinji kempo menjadi impian yang ternyata menjadi kenyataan dalam pertarungan kali ini. "Kami sangat gembira sekali bisa membawa medali ke Timor Leste. Kami melihat atlet kami menang dengan mengondol medali emas serasa mimpi. Namun itu bukan mimpi lagi, tapi benar-benar kenyataan," kata dosen yang juga alumni pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Udayana, Bali.
Menurut dia, kemenangan atlet Timor Leste diharapkan membawa semangat kepada atlet-atlet Timor Leste, khususnya cabang kempo. Apalagi, sampai saat ini atlet kempo di negaranya baru sekitar 300 orang.
"Kami harapkan emas dari cabang kempo akan menjadi pemacu bagi atlet Timor Leste. Karena dengan semangat dan sportivitas tinggi ternyata peluang kemenangan dalam bertanding sangat terbuka. Ini kita buktikan pada cabang kempo," ujarnya.
Ia mengatakan, pada cabang kempo memang awalnya tidak memasang target muluk-muluk untuk meraih medali emas. Sebab, mereka sadar akan kemampuan atlet lawan yang lebih siap berlaga di kejuaraan ini.
"Semua negara kalau diperhatikan mereka sudah siap fisik dan mental. Seperti Indonesia dan Vietnam. Namun demikian kami berusaha mengejar apa yang dipersiapkan negara lain, seperti mendatangkan pelatih dari Indonesia dan melakukan ujicoba atlet di Indonesia," kata Francisco Amaral.
Dalam ajang ini diperebutkan 16 medali emas. Para negara peserta adalah Brunei Darussalam dengan kekuatan lima atlet, Kamboja (7), Laos (14), Malaysia (11), Timor Leste (15), Vietnam (16) dan tuan rumah Indonesia 34 atlet.(Ant/BEY)